Minggu, 27 Mei 2012

Pantai Siung And The Power Of Nekat

Share this history on :

Entah dari mana ide untuk pergi ke pantai siung di gunung kidul Jogjakarta ini muncul, tiba-tiba saja aku, siti, satrio, kipli dan si jon membuat persetujuan untuk pergi kesana tanggal 21 januari 2012. Beberapa hari sebelum berangkat, kami tidak melakukan koordinasi dengan baik, aku cenderung cuek dan berpikir semua akan berjalan seperti biasanya. Sabtu, 21 januari 2012, cuaca tidak bersahabat, hujan deras dari siang hari dan sepertinya akan tahan lama, benar saja, jam setengah 3 aku pulang sekolah dan kehujanan.


Tiba dirumah, aku sms kesemuanya bahwa kita akan berkumpul di tempat si jon jam 5. Jam 4 ibuku pulang (yang artinya uang sakuku juga datang), packing tenda dkk dan aku berangkat kerumah sijon. Setiba disana, ternyata peserta kali ini 10 orang, aku, satrio, kipli, aziz, si jon, siti,gipty, yuni, erovia dan tutut, cukup ramai, tak seperti biasanya.
Setelah packing ulang dan membuat sedikit perencanaan, jam 6 kami berangkat, perjalanan awal tampak menyebalkan, hujan, banyak trafic dan agak macet. Setiba di jembatan sebelum solobaru, terjadi insiden jatuhnya kipli dan aziz dan juga mobil honda jazz putih yang ikut lecet, bukan masalah berarti, perjalanan kembali berlanjut. Tiba di sukoharjo, aku merasakan ada yang salah dengan motorku, ternyata rantainya kendor. Kami mencari bengkel namun justru kabar buruk yang kami terima, rantai sudah tidak bisa di kencangi dan beresiko terlepas jika aku nekat melanjutkan perjalanan. Jam 8, aku berpikir untuk kembali ke solo dan ganti motor, namun aku merasakan motorku tidak mau diganti dan akhirnya aku menggunakan the power of nekat dan terus melanjutkan perjalanan dengan keadaan sedemikian rupa.
Di perjalanan, aku yang awalnya jadi sweaper, berganti jadi yang terdepan. Walau tidak tahu jalan, namun masih ada rambu yang bisa membantu. Perjalanan berlangsung lambat, kecepatan tidak bisa lebih dari 60 km/jam. Jalan di kabupaten sukoharjo memang menyebalkan, jalannya bergelombang dan juga berlubang, itu berbeda dengan jalanan di kabupaten gunung kidul, jalan yang masih mulus dengan pemandangan karst malam hari terasa sangat menyenangkan. Tiba di Karang Mojo, kami berhenti untuk bertanya jalan sekaligus istirahat sejenak. Perjalanan berlanjut, kota wonosari sudah terlewati, sekarang menuju Tepus. Perjalanan menuju tepus cukup menyenangkan, dengan kontur jalan yang khas kawasan karst ditambah hujan yang sudah reda membuat kami enjoy. Beberapa kilometer sebelum tepus, kami menjumpai beberapa kelompok pembalap kampung yang sedang nongkrong dipinggir jalan. Kecamatan tepus terlewati, sekarang menuju ke pantai siung, rambu yang jelas membuat kami tidak perlu bertanya, namun tinggal beberapa kilo saja ke pantai siung, hujan kembali turun, kami berhenti sejenak di pos ronda yang dijaga 2 bapak-bapak untuk mengenakan mantol (Salah satu ciptaan tuhan yang paling indah). Perjalanan berlanjut, dan jam 11 malam kami tiba di pantai siung.
Rencana awal kami ingin mendirikan camp di pinggir pantai, namun karena cuaca agak gerimis dan kami juga ditawari untuk tidur di campnya yang jaga parkir nampu, maka kami memutuskan untuk bermalam di sana. Tikar digelar, bungkus makanan terbuka dan sapu bersih terlaksana, sesaat kemudian siti mengajak untuk melihat bintang, mendung, jadi tidak terlihat, kembali ke camp dan kami terlelap. Jam 4 aku bangun dan langsung diajak liat bintang oleh siti, pergi berdua, duduk dipinggir garis pantai dan melihat bintang. Tak lama kemudian temen-temen yang lain menyusul, kipli yang mencari ikan menemukan anakan marlin yang kemudia diberi nama “Meti” dan kemudian dilepas.
Sang fajar terlihat, kami berjalan menaiki pinggiran tebing keatas sebuah bukit untuk menikmati sunsrise, berfoto dan melihat horizon laut selatan. Matahari semakin menampakkan sinarnya, awalnya kami mau pulang, namun aku tergoda oleh sebuah tanjung kecil, akupun bergegas menuju kesana, melalui tebing terjal yang lapuk, sijon, kipli dan siti mengikuti jejakku, dan kami tiba ditanjung tersebut. Istirahat dan berfoto sejenak, kami mulai berpikir ttg jalan pulang, namun ternyata buntu, hingga akhirnya kami diselamatkan oleh seorang nelayan setempat. Beliau berkata bawasannya kami adalah orang pertama yang sampai di tanjung itu, jadi tanjung itu kami namai dengan “Tanjung Bimo” hahaha..
Selamat dari tanjung, kami bergegas ke pantai. Temen-temen yang lain sudah bermain air, sijon menyusul, kipli penekan di karang, aku dan siti curhat dibalik karang. Semakin siang, kami melihat ke komplek tebing pantai siung, kemudian kembali ke camp untuk makan siang dan kembali lagi ke komplek tebing hingga jam 2 kami kembali ke camp untuk berkemas.
Jam 3 kami start untuk pulang, aku kembali didepan, perjalanan lancar hingga tiba di SPBU sebelum karang mojo, si Aziz alias pakjokowi tertinggal. Kami menunggunya di masjid karang mojo sekalian istirahat, ternyata bannya bocor. Huufft..
Perjalanan berlanjut dengan lancar, hinggan beberapa kilometer sebelum sukoharjo, jalanan berubah menjadi basah karena daerah situ habis hujan. Jalanan yang basah berlanjut hingga Solo, dijalan kami juga sempat terpisah, namun kami berkumpul kembali dirumah sijon, kecuali erovia dan beberapa anak lain yg langsung pulang.
Kami tiba dirumah sijon, yg berarti perjalanan telah berakhir, setidaknya untuk sijon. Istirahat dan bercerita menjadi agenda saat itu dan sisa logistik yang masih beberapa bungkus dimasakkan oleh ibunya sijon, makan malaam..
Jam setengah sembilan aku pamit pulang, berbarengan dengan siti, sedang satrio, tutik, dan kipli aku tak tau kapan mereka pulang.
Tiba dirumah, perjalanan panjang dengan penuh nekat pun akhirnya selesai, 218 km dari solo sampai tepi selatan pulau jawa, Siung yang eksotis, tanjung bimo yang hebat, Meti, dan jajaran tebing yang menjadi surga bagi para pecintanya, dan secerca kenekatan aku dan juga motorku..

Surakarta, 23 Januari 2012

Photo By : Bima Handoko (Owner), Raditya Yudha Prasetya
*Tulisan ini didedikasikan untuk Vicky, motorku tersayang yang akan tetap menemani perjalanku menuju tempat-tempat eksotis lainnya..

This Is My Vicky.!!

2 komentar:

  1. gek tanjung bimo igk... hahahaha :D

    BalasHapus
  2. Itu sesuai dengan nama org yang pertama kali menginjakkan kaki disana..

    BalasHapus

Tag Cloud

perjalanan (9) tapak lajang (9) wisata (9) pantai (7) nusantara (5) cerita (4) pacitan (4) camp (2) jogjakarta (2) siung (2) solo raya (2) banyu tibo (1) buyutan (1) candi (1) cetho (1) dieng (1) fotografi (1) lawu (1) nampu (1) sun rise (1) wediombo (1) wonogiri (1) wonosobo (1)